Tuesday, November 29, 2011

Alkisah Carut-Cemarut

Dulu-dulu sangat

Tak akan dapat mengenal walau tidak jauh terpaut

Selalu saja suara-suara terlarut

Semakin carut marut

Sebab belum sekalipun hati bersahut


Suatu waktu dalam hidup

Pernah ada sebuah bunga yang membuat hati terpagut

Awalnya sederhana, namun berikutnya seluruh badan berdegup

Bagai menemukan pelita bagi gairah yang mulai meredup

Itu adalah hati yang bersambut

Datanglah kepadaku dan aku rebut dari segala kemelut


Hariku berganti minggu

Sampai minggu berganti bulan

Lalu akan terganti oleh tahun


Sebuah sinar dalam perjalanan sahut menyahut

Kadang gulita, dan kadang terang benderang

Layaknya langit dalam petang dan awan dalam kemelut

Lalu pelangi yang sedari tadi bersembunyi kini mencuri-curi waktu

Menari-nari bersama mentari dalam kehangatan yang menjalar


Bunga

Kita masih kuncup

Sedang cinta semakin siang

Kita harus bersiap menyambut mentari yang makin menyengat

Agar awan masih melindungi kita dalam teduh

Tanpamu ragaku akan menderu

Denganmu aku akan menyatu

No comments:

Post a Comment