Sunday, October 31, 2010

Au Revoir

Semusim berlalu

Berderap melangkah maju

Berlalu sambil membuat laku

Luka di masa lalu

Tak pernah membuat jadi terpaku

Terhapus oleh waktu

Yang memperoleh kenangan baru

Semusim berlalu

Memperoleh tantangan baru

Bercermin kepada kenangan masa lalu

Kejar mengejar jangan sampai jatuh

Lupakan duka dan kisah sendu

Jangan terpaku pada hal yang keruh

Selamat jalan dan selama tinggal untukmu

Selalu

Aku akan kembali di pelukmu

Mungkin di lain waktu

Jika angan telah menemukanku

Jiwa Sang Malam

Teriakan malam
Sedikit pilu
Tapi tetap tegar
Bagaikan tiang pancang
Yang menghunus ke atas

Akan roboh tetapi berlagak kokoh
Berbanding terbalik dengan hati manusia
Yang sedikit melankolis
Tetapi ironis

Terbersit keinginan berpangku tangan
Hanya saja memang tak pantas dilakukan
Oleh sang malam

Koar-koar Bebingar

Gelap menghempas di kala mentari mengganas
Dulu terang lalu redup
Legam
Pekat
tak berpendar

Sajak tak berima
Mengantarnya
Menggenggam kata
Merangkul emosi
Demi sebuah ego

Hingar bingar yang meletup-letup
Bagaikan gerbang yang menutup

Semua palsu...
Membuatku semakin terpaku

Sunyi dan Pekat

sunyi dan pekat

menyelinap mendekap kosong

malam gelap dan sunyi senyap

tak lagi kulihat senyum sang rembulan

bintang-bintang tak lagi memasir

seperti tak akan ada lagi rindu yang berdesir

ketika itu semua berlari

menjauh

pergi

seperti tak kan kembali

sunyi dan pekat

datang menghimpit

ketika hati mulai bangkit

datang badai yang mempersulit

ku mulai tak peduli dengan semua ini

mencoba untuk bersikap tuli

demi menggapai semua yang tak pasti

Preketek

nada preketek

berbunyi tek tek tek

tak ada yang lain selain cinta di tek tek

layaknya penjual tahu tek

bermuara dari rumpun berkotek

yang dengan gagahnya bersolek

berhiaskan diri dengan menyontek

nada preketek

tek...

tek...

tek...

selalu saja cinta berkotek

menunggu untuk tercekik